Hai Sob kali ini aku meposting cerita realita sosial yang dikemas dalam seni, aku juga terlibat didalamnya sebagai Bos. sebelumnya saya berterima kasih kepada semua teman2 Lastra, terutama kepada sutradara kak Endhet, pelatih kak Rahmat dan kak Ilong, Pentas 8,7,6,5,4,3,2,1 dan perintis..
Terkhusus para pemain Teatrikal ini yuyun, Aini, Tanti, Widi, Luh, Ratna, Declin, Ahmadin, kak Rahmat, maulana, dan Viktor.
ini ceritanya............
Bos yang memiliki harta kekayaan dan kekuasaan melimpah
memiiki dua anggota Algojo wanita
Zaenal Untung (PBI 014) sebagai Bos, Tanti (PBI 015) sebagai Agojo pertama yang di sebelah kanan Bos, dan Widi (PBI 015) sebagai Algojo kedua
Suatu ketika seorang pengemis dan seorang pemulung berada dalam wilayah kekuasaan bos
Siti Fatima Karnawi (Sastra Inggris 014) sebagai Pengemis
Fitri sebagai pemulung
Bos marah dan jijik melihat kedua orang tersebut masuk ke wilayahnya
dan menyuruh Algojo untuk mengusirya secara kasar
tak lama setelah pemulung dan pengemis pergi datanglah anak buah Bos membawakan budak penghiburnya
Ahmadin (PBI 015) sebagai penarik
Maulana dan Viktor (PBI 014) sebagai pendorong keranjang budak
dengan modal kecantikan Bos menyuruh budak untuk menari
Niluh (PGSD 014) sebagai budak penari biru
Aini (PGSD 014) sebagai budak penari merah
Yuyun (PGSD 014) sebagai budak penari hitam
karena budak tak ingin menari, bos menyuruh agojo untuk menyiksanya
dari kejauhan polisi melihat tindak kekerasan terjadi dan menahan para algojo,
dengan kekuasaan dan kekayaan bos, polisi melepaskan algojo hanya karna uang
Rahmat (PBI 012) sebagai Intel
tiba-tiba datang wanita penggoda karena aroma uang dan menggoda bos, bos pun tergoda dan memberinya banyak imbalan.
Ratna Sari (PBI 014) sebagai wanita penggoda
meihat bos yang lagi asyik dengan wanita penggoda, salah satu budak tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membakar rumah bos karna dengan keserakahannya dan kelicikannya.
rumah bos terbakar dan semua harta kekayaannya ludes terbakar.
Bos meminta pertolongan kepada algojo, Algojo enggan membantunya malah menyiksa bos yang sudah tak memiliki apa-apa lagi.
Akhirnya bospun jatuh miskin, penari,wanita penghibur enggan meberi pertolongan kepada bos yang tinggal sebatangkara
bos kelaparan, pengemis dan pemulung meihat seseorang yang saat butuh pertolongan, setahunya orang itu adalah bos yang pernah menindasnya sempat berpikir enggan membantunya, akhirnya Bos ditolong oleh pengemis dan pemulung
Bos sadar bahwa kekuasaan tanpa pondasi yang kokoh akan runtuh juga
pembaca puisi adalah Declin (PBI 014)
selesai
Jadi kesimpulan pada teatrikal Api dalam Cermin Retak ini kembali keteman2 sendiri bagaimana menanggapinya. Setiap orang pasti memiiki pendapat masing2 dalam menilai suatu hal.
Sampai jumpa pada cerita Zaenal selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar